Selasa, 06 November 2012

Gunung welirang

Add caption
   Tuhan maha segalaNya, semua yaang ada di dunia ini adalah ciptaanNya. Gunung Welirang hanya segelintir lukisan yang di buat tuhan. Gununung ini mempunya keunikan tersendiri bagi para pendaki. Mulai dari pemandangn sampai perjuanngan menuju ke puncak wekirang.
 



Kisah 4 pendaki pemula yang berambisi menaklukan puncak welirang. Sebut saja nama pendaki tersebut : bayek, jemblong, pocil, tempe. Mereka beremapat memulai pendakian melalui jalur teretes, dari pos tersebut rombongan kecil ini memutuskan akan langsung menuju ke kopkopan. Perjalan dimulai pada malam hari tepatnya setelah sholat isya', setelah sholat+makan (mengisi tenaga baik lahir maupun batin). Pendakian pun dimulai ditemani suara hewan khas peanghuni hutan setempat, 15 menit melangkah dengan pasti rombongan kecil ini sedikit medapat ujian kesabaran. Jemblong mengalami mual dan akhirnya muntah2, mungkin karena sebelum berengkat tadi si Jemblong makan sampai perutnya terisi penuh. Jadinya perut si jemblong mengalami sedikit gejojak. Akhirnya si Bayek menguslkan padda 2 temannya yang laen buat melanjutkan langkah meraka untuk menyingkat waktu. Si Bayek menemani  si Jemblong sampai dia benar pulih dan yakin akan melanjutkan langakah mereka menuju puncak welirang. 5 menit kemudian si Jemblong memasitikan bahawa di sudah siap melanjutkan kembali langkahnya bersa si Bayek, si Bayek dan Si Jemblong melangkah pelahan tapi pasti. Melangkah selama 2 jam akhirnya si Bayek dan si Jemblong sampai juga di kopkopan/shealter menyusul kedua kawannya(pocil & tempe) yang lebih dulu tiba di shealter tersebut. Rombogan kecil ini memutuskan untuk bermalamam di shealter tersebut, dan melanjutkan perjalan di esok hari. Mereka pun mulai medirikan tenda dan memasak bekal yang sudah dipersiapkan, dinginnya udara di ketinggian membuat perut meraka laper terutama si Jemblong yang tepar di tegah perjalanan tandi. Makanan pun matang dan siap disantap dengan minuman hangat. setelah makan merka pun mulai mengantuk dan akhirnya terlelap di sunyi malam.jam 04.30 sang surya mulai menapakan ke indahanya. Di shealter ini pada pagi hari pemandangannya sangat mempesona, tampak kejauhan puncak gunung penaggungan. Empat sekawan ini mulai terbangun dan segera mempersiapkan diri untuk melanjutkan langkah menuju ke pondokan/ shealter2. Si Pocil dan Si Tempe bertugas melipat tenda yang  semalam  menjadi pelindung 4 sekawan ini.  Si Bayek dan Si Jemblong bertugas untuk menyiapkan sarapan, tak lama kemudian sarapan pun sudah siap untuk di  makan. Setelah makan mereka melajutkan langkah menuju ke pondokan, saat itu kondisi awan mendung dan akhirnya turun hujan. Mereka memutuskan untuk berteduh dulu di gubuk sekitar shealter 1. Hampir 1jam menunggu tampaknya hujan belum reda, untuk mempersingkat waktu 4 pendaki amatir ini memutuskan untuk melangkkah dalam kondisi hujan. Dengan yakin mekreka melanjutkan lankah menuju ke pondokan, pendaki pada umumnya menghabiskan waktu 2-3jaam perjalanan. Tapi tidak bagi pendaki amatir seperti mereka.4-5 jam meraka baru bisa sampai di pondokan. Empat pendaki amatir ini tiba di pondokan dan lansung membangun tenda sembari makan bekal yang tersisa.
     Di shealter ini banyak di jumpai para penambang berelarang, banyak gubuk-gubuk kecil temapt peristirahatan bagi penambang taradisional ini. Malam pun tiba hujan rintik menemai pendaki amatir istirahat, untuk melanjutkan langkah ke puncak welirang. Udara subuh di pondokan sangat dingin membangunkan Si Bayek dari tidurnya, Si bayek membangukan 3 kawan yang lain untuk segera mempersiapka unntuk mlanjutkan lankah ke puncak weliarang. Empat pendaki amatir mulai mempersiapkan diri, sambil membawa bekal minuman dan makanan ringan buat di makan di tengah perjalanan ke puncak.Perjalaanan ke puncak welirang benar-benar menyiksa pendaki amatir ini. Tanjakan dengan kemringan 45 derajat betul-betul menyiksa kaki, tanjakan ini bisa di sebut para pendaki sebagai tanjakan ASU kalu dalam bahasa indonesia arjinya "anjing" karna penyiksaan di kaki sangat terasa apalagi pendakin amatir macam Bayek, Jemblong, Pocil, Tempe. 2jam mereka brjalan di tanjankan ini dan akhir nya sampai di padang safana yang menandakan puncak weslirang sudah dekat. Sekitar 15 menit berjalan di padang safana, puncak welirang pun mulai tampak sedikit menambah semangat pendaki amatir ini utuk mempercepat langkah menuju puncak yang tak lama lagi akan mereka jumpai. Suasan di safana ini bisa dibilang tidak terlalu berat seperti di tanjakan ASU tadi, di sini jalanya mulai datar tapi sedikit naik dan tidak menyiksa di kaki. 30 menit berlalu dan akhirnya misi empat pendaki pun telah terlaksan. misi itu adalah sampai puncak welirang dengan selamat.  Di puncak mereka tak bisa berlama-lama karna, aktifitas gunung welirang tak bisa di tebak.gunung welirang ini termasuk gunung aktif. Asap belerang bisa menyesakan pernapasan para pendaki.
      Mereka pun bergegas turun dari puncak, dalam perjalan turun dari puncak menuju kopkopan ada sedikit peristiwa tegang. Ada seeorsang penambang belerang sedang mengepak belerang yang akan di bawa turun. Ketika berjumpa dengan penanmbang tersebut dan menyapa dia, si pocil langsung mengeluarkan kamera digital yang kita bawa umtuk mengambil gambar penambang tersebut. Ketika penambang tersebut mengetahui tindakan si pocil tiba-tiba langsung marah, dai tidak mau di ambil  gambarnya. Si pocil pun meminta maaf kepada penambang tersebut dan akhirnya si pocil di maafkan dan kita kembali melanjutkan perjalanan turun. Peristiwa ini sempat menimbulkan ketegangan pejalanan turun dari puncak, akhirnya kita semua selamat sampi di bawah dengan  selamat.
         Ucapan syukur 4 pendaki amatir kagum atas kebesaran tuhan yang telanh di diptakan di muka bumi ini. Alam yang mempesona yang membawa manfaat bagi kelangsungan umat manusia. "alam akan memberikan maafaat ke pada makhluk hidup(manusia) sesuai apa yang manusia itu berikan pada alam".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar